BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan tempat
penelitian
Praktikum
ini dilaksanakan 2 kali yaitu pada hari sabtu 12 oktober 2012 dan hari kamis 15
November 2012, tepatnya di desa Bocek kecamatan Karang Plosa kabupaten Malang.
3.2. Prosedur
pelaksanan praktikum
Kegiatan
pertama dilakukan dengan mengumpulkan informasi dari petani yang ditunjukkan
melalui pendekatan indept interview dengan petani, artinya mahasiswa melakukan
wawancara dengan petani tentang beberapa hal yang berkaitan dengan praktek
pertanian yang telah dilakukan oleh petani dan mengisi lembar data dibawah ini:
BAB IV
HASIL OBSERVASI
A.
Identitas
petani
1.
Nama :
Sumiati
2.
Umur :
63 tahun
3.
Pendidikan : Tamatan SR
4.
Profesi lain : Peternak Ayam ( bukan milik sendiri )
5.
Lokasi desa, kec : BOCEK Kec. Karang Ploso Kab. Malang
B.
Identitas
Lahan Pertanian
1.
Luas garapan (Ha) Sawah : 1 Ha
2.
Status Lahan : Milik sendiri
3.
Jenis tanaman yang ditanam: Beras ketan
putih
C. Teknik Budidaya
1. Sumber
tenaga kerja
-
Mengunakan tenaga sendiri dan bantuan
orang lain.
2.
Urutan pengarapan lahan
-
Pengolahan sawah menunggu datangnya air
hujan
-
Tanah di olah dengan pembajakan
-
Kemudian mengunakan pengaruan untuk
memperhalus tekstur tanah
-
Sawah siap untuk di gunakan kembali
3.
Pengunaan sarana produksi
-
Pupuk organik :
·
Jenis :
Pupuk kandang
·
Jumlah : 2 ton / Ha
·
Asam :
kotoran sapi + kotoran ayam
Pupuk
anorganik
·
Urea
·
SP-26
·
TSP
D. Interview 1
-
15 tahun menjadi petani beras ketan
-
Produksi mengalami penurunan dari tahum
ke tahun
-
Biaya produksi semakin meningkat
-
Input yang dirasakan meningkat adalah
biaya tenaga kerja
-
Petani merasakan penurunan kesuburan
-
Usaha mempertahankan kesuburan tanah
dengan memperpendek masa berro
-
Petani memahami dampak bahan organik
terhadap kesuburan tanah
-
Perlakuan terhadap sisa penen adalah
pembakaran
-
Petani slalu menambahkan bahan organik
ke lahan pertanian
-
Petani merasakan dampak dari bahan
organik yaitu tekstur tanah menjadi gembur dan mudah di olah
BAB V
PEMBAHASAN
Dari
hasil interview kami dengan ibu Sumiati ( 63 Tahun ) didapatkan informasi
bahwasannya usaha tani tanaman pangan khususnya beras ketan putih masih menjadi
salah satu komoditas penyokong ekonomi masyarakat desa Bocek kecamatan Karang
ploso. Harganya yang stabil dianggap masih menjajikan bagi keberlangsungan sumber
pendapatan masyarakat. Hanya saja keberadaan air pada lahan pertanian masih
menjadi kendala teknis dalam suatu proses pertanian.
Pengukuran
sistem pertanian berkelanjutan pada lahan milik Ibu sumiati dengan luasan 1 Ha
ini mengunakan landasan kajian yang di usulkan oleh Bill (1990) dengan kriteria:
mantap secara ekologis, bisa berlanjut secara ekonomis, adil, manusiawi, dan
luwes.
Untuk
mengukur beberapa kriteria yang di usulkan olek Bill (1990) kami mengunakan
metode interview dengan petani secara langsung. Dari kegiatan tersebut kami
mendapatkan informasi dari segi ekologis lahan pertanian milik ibu Sumiati
Desa. Bocek kec. Karangploso mulai mengalami penurunan hasil produksi. Hal ini
di sebabkan oleh pengunaan pupuk kimia secara terus menerus oleh para petani
yang menyebabkan residu diareal bentang lahan tertentu menjadi terganggu. Pengambilan
dan pengurasan hara secara terus menerus melalui hasil panen tanpa diimbangi
dengan pengembalian hara melalui pemupukan organik dan anorganik akan
menjadikan tanah semakin kurus, miskin hara dan tidak produktif. Pencemaran
terjadi pada tanah, air tanah, badan air atau sungai, udara bahkan terputusnya
rantai dari suatu tatanan lingkungan hidup atau penghancuran suatu jenis
organisme yang pada akhirnya akan menghancurkan ekosistem (Soemarwoto, 1991).
Dalam luasan 1 Ha ini ibu Sumiati menggunakan pupuk organik berupa kombinasi
dari kotoran sapi dan kotoran ayam sebesar 2 ton/ Ha dan menggunakan pupuk
kimia buatan pabrik yaitu pupuk UREA berpungsi sebagai menyuburkan tanah,
mempercepat tumbuhnya tanaman dan anakan, Phonska berfungsi sebagai ketahanan
tanaman terhadap penyakit dan mempercepat pembuatan zat pati dan TSP berpungsi
mempercepat tumbuhnya tanaman, merangsang pembungaan dan pembentukan buah dan
mempercepat pemanenan, pemupukan dilakukan dua kali dalam satu kali musim tanam
diantaranya 13 persen ketika padi di semai berumur 15 hari atau dua minggu
setelah tanam dan 97 persen ketika benih telah di tanam umur 35 hari.
Adapun
penggunaan benih padi, ibu sumiati mengunakan padi ketan putih benih ulangan dari hasil
panen yang terdahulu, bisa dari hasil padi sendiri ataupun membeli dari petani
lain dan tidak menggunakan benih berlabel atau jenis padi hibrida karena
relatif lebih mahal sehingga tidak banyak petani yang menggunakannya, selain
itu produksi yang di hasilkan hampir sama dengan benih ulangan dan praktek
dilapangan setiap penggunaan bibit unggul baru sering menimbulkan atau
mengundang hama atau penyakit tanaman baru. Harga benih berbeda dengan benih
ulangan padi ketan putih Rp 7000/kg dan
harga benih padi bersertifikat Rp 15.000/kg.
Sisa
hasil panen berupa jemari ini dibakar membakar karena dianggap mengganggu dalam pengolahan
lahan. Petani tidak menyadari bahwa dengan pembakaran jerami, maka terjadi
kehilangan bahan organik yang cukup tinggi pada lahannya pada setiap musim
tanam. Disamping itu, pembakaran jerami juga menghasilkan asap dan CO2
yang kurang baik bagi kesehatan.jerami yang dibakar tersebut
sebenarnya dapat membantu menggantikan pupuk KCl sebanyak 1 sak (50 kg). Dengan
mengembalikan jerami padi ke lahan sawah, petani dapat menghemat biaya pupuk
karena tidak perlu lagi memberikan pupuk KCl.
Dari
segi ekonomis dapat di kalkulasi pendapatan ibu Sumiati sebesar 20.000.000,00/
panen maka dalam satu tahunnya beliau mendapatkan pendapatan kotor sebesar
60.000.000,00 dalam 3X panen dengan selang waktu 1 tahun. Pendapatan kotor tersebut
di kurangi dengan biaya tenaga kerja olah tanah , tenaga kerja panen , tenaga
kerja pasca penen , pupuk , biaya
pemeliharaan dll. Dari hasil panen tersebut maka ibu Sumiati hanya
memperoleh pendapatan bersih sebesar 15.000.000/panen dengan akumulasi perbulan
sebesar 1.250.000,00 hal ini hanya berselisih sedikit dengan Upah minimum
kabupaten dan kota (UMK) di Jawa Timur tahun 2012. Sesuai dengan surat yang
diteken Gubernur Nomor 81 Tahun 2011, besarannya Rp 1.257.000. Dengan jumlah
anggota keluarga sebesar 7 orang maka perdapatan tersebut masih dirasa kurang
mencukupi.
Dalam
petanian berkelanjutan pengukuran adil di sini di tekankan pada sumber daya
masyarakat yang terpenuhi dari hak-hak mereka dalam pengunaan lahan. Dalam
bentang lahan 1 ha yang dimiliki oleh ibu Sumiati ini status lahan merupakan
kepemilikan sendiri. Berdasarkan hall tersebut petani dengan kepemilikan lahan
sendiri lebih mudah dalam memutuskan untuk melakukan usahataninya karena tidak
terbebani dengan biaya sewa lahan dibandingkan petani padi penyewa, ini di
pengaruhi karena besarnya biaya yang harus di keluarkan oleh petani penyewa
yang harus membatasi biaya produksi untuk menggarap dan kemudian mengembalikan
biaya sewanya. Sedangkan kegiatan diluar kegiatan usahatani/ usaha sampingan
adalah sebagi peternak ayam (bukan milik sendiri) dengan gaji perhari sebesar 15.000,00.
Pengukuran
pertanian berkelanjutan selanjutnya adalah manusiawi . dilihat dari aspek
tenaga kerja, keberadaan perempuan masih mendominasi dalam suatu sistem
pertanian. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena kebutuhan ekonomis yang
meningkat serta pendapatan yang kurang mencukupi menyebabkan peranan perempuan
dalam sistem pertanian masih sangat diharapkan. Umur petani juga diperhitungkan
dalam hal ini karena akan berpengaruh pada usahatani untuk pengambilan
keputusan.
Masyarakat
desa.Bocek sebagian besar belum mampu menyesuaikan diri dengan perubahan
kondisi usaha tani yang berlangsung terus. Hal ini juga dikarenakan tidak
adanya petugas lapang/penyuluh pertanian yang mengadakan sosialisasi akan
perkembangan pertanian.
BAB VI
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
Dari hasil interview dengan ibu.
Sumiati dan dianalisi mengunakan pendapat metode Bill (1991)
yang meliputi 5 aspek besar dalam keberlanjutan sistem pertanian yaitu mantap
secara ekologis, mantap secara ekonomis, adil, manusiawi dan luwes maka
diperoleh kesimpulan dari pertanian dalam bentang lahan 1 Ha yang dimiliki oleh
ibu Sumiati hanya mampu memenuhi 2 aspek saja yaiu dari aspek adil dan mantap
secara ekologi , dari 2 hal tersebut maka pertanian yang dilakukan oleh ibu
Sumiati belum dapat di kategorikan berkelanjutan (sistainable) karana pertanian
berkelanjutan adalah pengolahan sumberdaya pertanian untuk usaha pertanian guna
membantu memenuhi kebutuhan manusia yang berusbah sekaligus mempertahankan dan menigkatkan
kualitas lingkungan beserta melestarikan sumber daya alam.
DAFTAR
PUSTAKA
diakses pada tanggal 18
november 2012
diakses pada tanggal 18
november 2012
Beras ketan,pdf.
Diakses pada 18 november 2012
Tanah sawah, pdf.
Diakses pada tanggal 18 november 2012
LAPORAN
PRAKTIKUM
MENGUKUR
SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN (sustainable
agriculture) DI
DESA BOCEK KEC. KARANGPLOSO KAB. MALANG
PERTANIAN
BERKELANJUTAN
Dosen
pengampu :
Ir. Nurhidayati, MP.
Oleh
:
Firchatin Wafiroh ( 2100310014)
Fasih Rachmaningrum ( 2100310011)
Moh. Robikan ( 2100310013)
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
ISLAM MALANG
TAHUN
2012
Lampiran
foto kegiatan
1. 2.
3.
4.
5. 6.Keterangan:
:
1.Bentang lahan untuk tanaman beras ketan putih
2.Foto bersama
ibu Sumiati
3.Rebah akibat
terpaan angin
4.Kompos
5.Distribusi
kompos, 6.Irigasi